Shadow

Tidak Main-Main, Inilah bahayanya memutus tali persaudaraan



Tafaqquh. Com- Salah satu wujud kerahmatan ajaran Islam adalah ajaran silaturrahim.

Begitu pentingnya silaturrahim sehingga banyak ancaman tertuju kepada siapa saja yang memutus tali silaturrahmi.
Berikut adalah beberapa ancaman yang ditujukan bagi orang yang memutus tali persaudaraan.

Diancam Tidak Masuk Surga



Baginda Nabi Muhammad saw bersabda:

لا يدخل الجنة قاطع
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus” (Muttafaq alai


Maksudnya kata memutus disini adalah memutus tali persaudaraan sebagaimana dalam riwayat hadits yang lain.

Bagi orang yang beriman, hadits ini cukup “mengerikan”. Jika surga tak menerima, pastilah neraka akan membuka pintunya.

Ah … Ngeri.
Jika tak merasa ngeri, mungkin iman kita belum sampai ke hati.
Inna lillaahi wa Innaa ilaihi raji’un.

Disegerakan Hukumannya Di Dunia

Bukan hanya ancaman surga yang enggan menerima, pemutus tali persaudaraan juga diancam mendapat hukuman di dunia.

Masih dawuh Baginda Nabi


ما من ذنب أجدر أن يعجل الله لصاحبه العقوبة في الدنيا مع ما ادخر له في الآخرة من قطعة الرحم

“Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan hukumannya oleh Allah di dunia beserta hukuman yang masih menantinya di akhirat melebihi memutus tali persaudaraan” (HR. Abu Dawud)

Entah hukuman apa yang akan ditimpakan Allah kepadanya di dunia. Allahu a’lam.

Akan tetapi …. Bukankah kehilangan saudara itu sendiri sudah satu bentuk siksaan? Bukankah berseteru dengan saudara sendiri itu sudah cukup menimbulkan keresahan?
Bukankah kehilangan kedamaian di dalam hati itu adalah sebuah siksaan?
“Ah … Saya nyaman-nyaman saja kok”.
Nah, justru itulah hukuman yang sebenarnya! Karena anda sudah kehilangan hati! Setidaknya hati anda sudah mati, atau paling ringan hati anda sedang sakit. Hati anda sudah mengeras, membatu.

وَإِن أبعد قُلُوب النَّاس # من رَبنَا الرَّحِيم قلب قاسي

“Dan sesungguhnya hati manusia yang paling jauh dari rahmat Tuhan yang maha merahmati adalah hati yang membatu”


Demikian disampaikan Ibnu Ruslan di dalam Zubadnya.

Tidak Diterima Amalnya

Imam Al-Bukhori meriwayatkan di dalam al-adabul mufrod

إن أعمال أمتي تعرض عشية خميس ليلة الجمعة فلا يقبل عمل قاطع رحم

“Semua amal umatku di perlihatkan setiap kamis sore malam jumat. Namun amal pemutus tali persaudaraan tidak diterima”

Sebaik dan sebanyak apapun amal seseorang akan tidak ada artinya jika ia masih memutuskan hubungan persaudaraan.
Seakan Allah tidak rela kita berbaikan dengan Nya sementara dilain pihak kita berseteru dengan saudara kita.

Penghalang Turunnya Rahmat


Poin terakhir ini cukuplah kiranya sebagai gambaran betapa buruknya orang yang memutus tali persaudaraan.
Saking buruknya, sampai-sampai rahmat Allah tertahan, tidak turun kepada kaum yang didalamnya terdapat orang yang memutus tali persaudaraan.
Masih di dalam kitab yang sama, al-Bukhori meriwayatkan:

“إن الرحمة لا تنزل على قوم فيهم قاطع رحم”.


” Sesungguhnya rahmat tidak akan turun pada suatu kaum yang didalamnya ada orang yang memutus tali persaudaraan”

Orang lain yang tidak ikut melakukan perbuatannya saja bisa terkena imbasnya, lalu bagaimana dengan pelakunya sendiri?

لا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم

Wallahu a’lam bisshowab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.