Shadow

KAJIAN TAFSIR BASMALAH (bagian dua)

Apakah basmalah itu ayat al-Fatihah

إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ [٢٧:٣٠]

Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Basmalah yang ada pada surat An-Naml ayat:30 di atas ulama’ sepakat bahwa ia adalah bagian dari ayat al-Qur’an. Ulama berbeda pendapat mengenai keberadaan basmalah pada surat al-fatihah dan surat-surat yang lain.

Madzhab Hanafi

Ulama’ Hanafiyah berpendapat bahwa penulisan basmalah didalam mushaf menunjukkan bahwa basmalah adalah ayat al-Qur’an, namun penulisan itu tidak menunjukkan bahwa basmalah adalah ayat dari semua surat dalam al-Qur’an termasuk surat al-Fatihah. Basmalah diturunkan sebagai pemisah antara surat satu dengan yang lain.

Hujjah Madzhab Hanafi

Selain argumentasi berdasar penulisan basmalah dan tidak dibacanya basmalah secara keras dalam beberapa hadits seperti diatas, kalangan Hanafiyah juga mendasarkan pandangannya pada beberapa hadits. Diantaranya adalah

Pertama, hadits riwayat Ibnu Abbas RA.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَعْرِفُ فَصْلَ السُّورَةِ حَتَّى تُنَزَّلَ عَلَيْهِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Nabi ﷺ tidak mengetahui pemisah surat hingga turun padanya bismillahirrahmanirrahim (Al-Hakim dalam al-Mustadrak, Abu Dawud dalam Sunan)

Kedua, riwayat dari para sahabat sebagaimana disebutkan oleh al-Qurthubi dalam tafsirnya (Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, I/95)

كنا لا نعرف انقضاء السورة حتى تنزل بسم الله الرحمن الرحيم

Kami tidak mengetahui habisnya surat hingga turun bismillahirrahmanirrahim.

Ketiga, hadits tentang keutamaan surat al-Mulk

سُورَةٌ مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً تَشْفَعُ لِصَاحِبِهَا حَتَّى يُغْفَرَ لَهُ “تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ”

Satu surat dari al-Qur’an berisi 30 ayat ia akan memberi syafaat bagi pembacanya hingga ia mendapat ampunan, yaitu “tabarakalladzi biyadihil mulku” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Madzhab Maliki

Kalangan Malikiyah berpendapat bahwa basmalah bukanlah ayat dari fatihah bukan pula ayat dari surat yang lain. Basmalah ditulis didalam mushaf hanya bertujuan sebagai pemisah antar surat dan untuk tujuan tabarruk.

Hujjah Madzhab Maliki

Pertama, hadits A’isyah radliyallahu ‘anha

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يفتتح الصلاة بالتكبير والقراءة بالحمد لله رب العالمين

Rasulullah ﷺ memulai sholat dengan takbir dan membaca al-Hamdulillahi rabbil a’lamin (HR. Muslim)

Kedua, Hadits Bukhori dan Muslim dari Anas bin Malik

صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- وَأَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ فَكَانُوا يَسْتَفْتِحُونَ بِ (الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ) لاَ يَذْكُرُونَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فِى أَوَّلِ قِرَاءَةٍ وَلاَ فِى آخِرِهَا.

“Aku sholat dibelakang Nabi ﷺ , Abu Bakar, Umar dan Utsman. Mereka memulai dengan membaca al-Hamdulillahi rabbil ‘alamin. Mereka tidak menyebutkan bismillahirrahmanirrahim di awal bacaan dan juga tidak di akhirnya”.

Madzhab Syafiiyah

Para ulama madzhab Syafiiyah satu kata mengenai basmalah yang ada pada surat al-Fatihah. Semua sepakat bahwa basmalah adalah ayat sempurna dari surat al-Fatihah. Sedangkan basmalah pada surat lain terdapat perbedaan pendapat. Pendapat yang kuat adalah pendapat yang menyatakan basmalah adalah ayat sempurna dari tiap-tiap surat (Al-Majmu’, ).

Hujjah Madzhab Syafii
Pertama, Hadits riwayat dari Abi Hurairah

إذَا قَرَأْتُمْ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ فَاقْرَءُوا بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم فَإِنَّهَا أُمُّ الْقُرْآنِ وَالسَّبْعُ الْمَثَانِي وَبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ إحْدَى آيَاتِهَا

Jika kalian membaca fatihatul kitab maka bacalah bismillahirrahmanirrahim. Sesungguhnya al-Fatihah itu adalah ummul Qur’an dan tujuh ayat yang diulang-ulang (sab’ul matsani) dan bismillahirrahmanirrahim adalah salah satu ayatnya” (Sunan Ad-Daraquthni, I/312, As-Sunan al-Kubro al-Bayhaqi, II/45)

Kedua, Hadits Imam Al-Bukhori dari riwayat Anas Radliyallahu ‘anhu. Anas ditanya tentang bacaan Rasulullah ﷺ, Anas menjawab, Bacaan Rasulullah ﷺitu panjang. Kemudian Anas membaca Bismillahirrahmanirrahim, al-hamdulillahi rabbil alamin hingga akhir surat. (al-Bukhori; 6405)

Ketiga, Hadits Anas

بَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ بَيْنَ أَظْهُرِنَا إِذْ أَغْفَى إِغْفَاءَةً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ مُتَبَسِّمًا فَقُلْنَا مَا أَضْحَكَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « أُنْزِلَتْ عَلَىَّ آنِفًا سُورَةٌ ». فَقَرَأَ « بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأَبْتَرُ) ». ثُمَّ قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْكَوْثَرُ ».

Ketika Rasulullah ﷺ bersama kami pada suatu hari, beliau ﷺtertidur kemudian beliau bangun dan mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Maka kami bertanya; Apa yang telah membuat baginda tertawa wahai Rasulullah? Beliau menjawab; Baru saja diturunkan satu surat padaku. Lalu beliau ﷺ membaca: Bismillahirrahmanirrahim, Innaa a’thainakal kautsar … (sampai akhir surat al-Kautsar).

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Bukhori, Muslim, An-Nasai, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Menurut ulama’ madzhab Syafiiyah, Hadits ini menjadi dalil bahwasanya basmalah adalah ayat dari tiap-tiap surat karena Rasulullah ﷺ membacanya diawal surat al-Kautsar.

Selain hadits-hadits diatas masih banyak lagi riwayat hadits yang dijadikan dasar madzhab Syafii dalam menentukan hukum basmalah adalah bagian dari surat al-Fatihah (lihat, Ibn Hajar al-Asqolani, At-Talkhishul Habir fi Takhriji ahaditsi Ar-Rafii al-Kabir)

Ke empat,

selain berdasar pada hadits-hadits diatas, kalangan Syafiiyah juga berargumen dengan dalil ma’qul. Mushaf induk didalamnya tertulis basmalah di awal surat al-fatihah dan disetiap awal surat-surat yang lain selain surat Baraah. Demikian pula halnya mushaf-mushaf salinan yang menyebar ke berbagai penjuru dunia Islam, semua tertulis basmalah diawal surat al-fatihah dan surat-surat lain. Hal ini terjadi secara mutawatir, padahal sebagaimana diketahui bahwa para shahabat sangat konsisten dalam menjaga keaslian al-Qur’an. Mereka tidak akan menulis di dalam mushaf sesuatu yang bukan al-Qur’an. Para sahabat sangat ketat dalam hal ini. Bahkan para sahabat menolak untuk menulis juz, nama surat, bahkan titik dan harakat. Maka, ketika didalam al-Qur’an tertulis basmalah di awal surat al-Fatihah dan disetiap surat selain Baraah maka dapat disimpulkan bahwa basmalah adalah ayat dari setiap surat dalam al-Qur’an selain surat Baraah.

Bersambung ….

Wallahu a’lam bisshowab

 

Nidhom Subkhi

 

 

Ust. Nidhom Subkhi
Latest posts by Ust. Nidhom Subkhi (see all)

Khodim Ma'had Salafiyyah AsSyafi'iyyah Pulungdowo Malang. CEO & Founder Tafaqquh Media Center Malang. Editor in Chief Tafaqquh.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.