NAFSU MUSUH UTAMA MANUSIA
النفس عدو الانسان الاول
Seri Ngaji Ramadlan 1440 Bersama Kiai Nidhom Subkhi, Pesantren Salafiyah Syafiiyah Gubuk Bambu Pulungdowo – Tumpang – Malang, Materi Kitab Riyadlu Akhlaqis Shalihin Karya Ahmad Bin Muhammad Abdullah Mufti Daghistan.
Tafaqquh.com – Nafsu tabiatnya adalah su’ul adab. Sedangkan manusia sebagai hamba Allah di perintah untuk berjalan di atas adab. Secara tabiat nafsu berjalan pada pusaran-pusaran mukhalafah. Nafsu adalah musuh yang melekat pada diri setiap manusia, karena itulah Rasulullah Saw bersabda:
اعدى عدوك نفسك التى بين جنبيك
“Musuh besarmu adalah nafsumu yang berada di antara dua sisi tubuhmu.”
Maka barang siapa melepaskan kekang kendali nafsunya di dalam syahwat dan kenikmatan maka ia telah bersekutu dengan nafsu dalam menghancurkan dirinya sendiri.
Ketika orang-orang yang dekat kepada allah menyadari hakikat ini, mereka mengingatkan hamba-hamba Allah bahwa sesungguhnya biang segala kemaksiatan, kealphaan, syahwat dan kesyirikan adalah ridho dengan nafsu ini. Sebaliknya, pondasi semua ketaatan, kesadaran serta penjagaan diri dari perkara haram adalah penentangan terhadap nafsu. Oleh sebab itu sedikit amal yang di sertai dengan kesadaran atas pertolongan Allah terhadap amal itu jauh lebih bagus dari pada amal yang banyak namun masih ada bagian nafsu yang menjadi pendorong amal tersebut. Beramal, sekalipun secara lahiriyah baik, bila disertai nafsu akan berakibat munculnya sangkaan bahwa amal itu bisa terwujud karena kemampuannya sendiri. Wujud sangkaan itu tak jarang membias dalam kekurangan diri dalam beramal. Memandang kekurangan dengan latar belakang seperti ini tak akan luput dari syirik-syirik di dalam takdir.
Sesungguhnya seorang hamba yang berakal yang mengetahui hakikat dirinya sendiri, dan ia bisa melihat kehinaan, kefakiran, kelemahan, ketidak mampuan, serta berakhirnya nafsu kepada kefanaan; maka ia akan mengenal tuhan dan penciptanya dengan kemuliaan, kekekalan, kekuasaan, keagungan dan kebesaran karena sesungguhnya Dialah yang telah menciptakan dirinya dan mewujudkannya dari ketiadaan.
Ketika Allah “berbicara” kepada para kekasihNya dan mengundang mereka menuju kehadiratNya maka Allah mengingatkan mereka atas jalan yang paling mudah dan paling dekat. Jalan itu adalah jalan memerangi nafsu dan menyelisihinya maka Allah “bersabda” kepada sebagian kekasihNya di dalam mimpi: “Lawanlah nafsumu! tidak ada yang merebut kerajaanku selain nafsu. “maksudnya nafsu tak henti-henti menuntut segala hal yang menjadi milik Allah seperti kibriya’ (kesombongan), keagungan, menjadi pimpinan manusia serta ditaati oleh manusia. Sifat-sifat ini adalah sifat yang hanya dimiliki oleh dzat yang maha mencipta dan yang maha agung.
Riyadlu Akhlaqis Shalihin #1
- TINGKATAN NAFSU MANUSIA - Mei 7, 2019
- NAFSUMU MUSUHMU - Mei 6, 2019
- DOA UNTUK ANJING - Mei 5, 2019