Shadow

Tafaqquh; Bukan Sekedar Nama

TAFAQQUH FIDDIN; BUKAN SEKEDAR NAMA

By: Team Redaksi tafaqquh.id

Berawal dari firman Allah ﷻ

{وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ} [التوبة: 122]

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (Attaubah: 122)

Ayat ini menjelaskan pada kita, orang-orang yang beriman itu ada diantara dua kelompok. Kelompok yang berjuang menegakkan Agama, berjihad dijalan Allah ﷻ atau, kelompok yang memperdalam pengetahuan agama (liyatafaqqohu fiddin). Keduanya berada dalam kedudukan yang sejajar. Berjuang itu penting tapi belajar Agama juga penting. Dengan berjuang Agama Islam dikenal dan menyebar keseluruh penjuru dunia. Dengan memperdalam ilmu agama, tujuan-tujuan mulia Agama Islam bisa tersampaikan dan lestari sepanjang masa.

Dari ayat inilah mula-mula muncul terma tafaqquh fiddin dan yang sekarang kita jadikan tema utama dalam laman tercinta kita ini, tafaqquh.id. harapannya, semoga tafaqquh.id bisa menjadi sarana untuk melaksanakan perintah Allah ﷻ dalam ayat tersebut. Amiin.

Terminologi Tafaqquh Fiddin

Tafaqquh merupakan derivasi dari kata fiqh, ibnul Mandhur dalam lisanul Arab menjelaskan, Fiqh adalah pengetahuan serta pemahaman tentang sesuatu. Kemudian secara khusus kata fiqh digunakan sebagai istilah yang merujuk pada pengetahuan tentang ilmu agama karena kemulian, keagungan dan keutamaannya. Ibnul Atsir menyatakan, urf menjadikan kata fiqih terkhusus untuk ilmu syariat dan lebih khusus lagi untuk pemahaman tentang masalah-masalah furu’. Fiqh juga diartikan paham sebagaimana firman Allah : Liyatafqqohuu Fiddini, artinya agar mereka menjadi orang-orang yang mengerti (ulama) dalam bidang agama. Kata fiqih juga bisa kita temukan dalam doa Rasulullah ﷺ untuk Ibnu Abbas dengan doa “Allahumma faqqihhu fiddin” maksudnya adalah Ya Allah fahamkan dia tentang Agama. (Ibnul Mandhur, lisanul Arab, XIII/522, Syamilah v.3.61)

Dengan demikian kata fiqih dapat kita artikan sebagai pengetahuan dan pemahaman tentang Agama. Pengertian ini masih bersifat umum berdasarkan tinjauan bahasa, akan berbeda nantinya ketika kita berbicara dalam ranah yang lain semisal ushul fiqh. (lihat pengertian fiqih) Sedangkan kata tafaqquh adalah bentuk verba dari kata fiqih dengan mengikutkan wazan tafa’ala تفعل . Syekh Alim Ma’shum, seorang ulama’ ahli bahasa asal Jombang, dalam kitabnya yang terkenal Amtsilatut tashrifiyah mengatakan kalimat yang diikutkan wazan tafa’ala itu mempunyai faedah antara lain takalluf yang berarti usaha keras atau usaha dengan sungguh-sungguh. Sehingga, tafaqquh artinya berusaha keras untuk mendapat pengetahuan dan pemahaman agama.

Keutamaan Tafaqquh Fiddin

Banyak sekali hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan tafaqquh fiddin. Bahkan al-Hafidh Al-Khothib Al-Baghdadi[1] (392-463H) menulis kitab khusus yang beliau beri nama al-faqih wa al-mutafaqqih. Dalam kitab tersebut beliau menyebutkan ratusan hadits beserta sanadnya yang menjelaskan tentang keutamaan tafaqquh fiddin. Sahabat tafaqquh yang ingin mengetahui lebih banyak tentang hadits-hadits tafaqquh fiddin silahkan melihat langsung pada kitab yang dimaksud. Untuk menambah keberkahan baiklah penulis sertakan beberapa hadits yang beliau sampaikan dalam kitab tersebut, diantaranya:

«مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينَ»

“Barang siapa dikehendaki baik oleh Allah maka Allah akan memahamkannya dalam masalah agama”

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Imam Muslim, At-Tirmidzi dan yang lain. Hadits ini memberikan isarat bahwa ketika Allah menghendaki kebaikan pada diri seseorang maka bisa dilihat dari keinginan atau himmah orang tersebut terhadap ilmu agama. Dengan kata lain, orang yang dikehendaki kebaikan adalah orang-orang yang digerakkan hatinya oleh Allah untuk dengan sungguh-sungguh mempelajari dan memahami Agama. Hal ini karena ruh dari agama itu ada dalam ajaran-ajarannya, jika ajaran-ajarannya tidak dipahami dengan benar maka kebaikan agama itupun juga tidak akan pernah dirasakan.

Dalam hadits yang lain Rasululloh ﷺ bersabda:

تَجِدُونَ النَّاسَ مَعَادِنَ خِيَارُهُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ فِي الْإِسْلَامِ إِذَا فَقِهُوا

Kalian mendapati manusia adalah (seperti) Sumber-sumber. Sebaik-sebaik mereka pada masa jahiliyah adalah sebaik-baik mereka dalam Islam jika mereka memahami (agamanya)

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhori, Muslim dan yang lain-lain.

Al-Qodli Iyadl (w. 574) menjelaskan pengertian hadits tersebut (Ikmalul Mu’allim Syarh Shohih Muslim, VII/283);  bahwa kemuliaan nasab orang tua itu menjalar kepada anak turunnya. Namun dalam Islam, kemuliaan itu menjadi tidak berarti tanpa pehaman serta pengamalan terhadap nilai-nilai agama yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ. Lebih jauh al-Munawi menjelaskan (Faydlul Qodir; I/900); dengan hadits ini Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa kemuliaan yang didapat oleh seseorang karena orang tuanya hanya akan didapat jika orang-orang tersebut faquhu. Maksudnya, hingga mereka menjadi orang-orang yang berilmu (Shoruu fuqoha’a) karena perbedaan manusia dengan hewan adalah ilmu dan kemuliaan Islam dan hal ini tidak akan sempurna kecuali dengan mendalami ilmu-ilmu Agama.

Urgensitas Tafaqquh Fiddin

Agama Islam datang dengan membawa ajaran-ajaran yang luhur, ajaran-ajaran yang akan membawa manusia kepada kemuliaan yang hakiki, tidak hanya sebatas di dunia tapi juga di akhirat. Pernyataan ini bukanlah slogan kosong tanpa isi, namun ia benar-benar mengejawantah dalam setiap hukum syariat yang menyertainya. Dalam rangka ini pula, Allah menetapkan hukum untuk setiap indifidu muslim dalam setiap gerak geriknya. Mulai dari ia bangun tidur hingga tidur lagi, semuanya tak lepas dari hukum Allah. Semua itu hanya bisa diaplikasikan jika seorang muslim benar-benar memahami ajaran Agamanya. Bagaimana mungkin ia bisa berprilaku sesuai dengan ketentuan Allah jika ia tidak memahami hukum-hukumNYA. Dari sini bisa dimaklumi betapa pentingnya memahami agama itu. Coba kita renungkan firman Allah

انما يخشى الله من عباده العلماء

Sungguh yang takut kepada Allah hanyalah orang-orang yang berilmu

Hakikat fiqih

Hakikat fiqih adalah pengetahuan yang masuk kedalam hati dan tampak dalam ucapan lalu ia membuahkan ilmu dan rasa takut kepada Allah ﷻ. Demikian al-Habib Abdurrohman menjelaskan hubungan antara fiqih dengan kandungan ayat di atas (Bughyatul Mustarsyidin,5).

Selain itu, sudah sering kita baca dan kita dengar bahwa dimana ummat Islam menjunjung tinggi ilmu pengetahuan disitulah kejayaan ummat bisa didapatkan. Sejarah telah memberikan pelajaran berarti bagi kita, kehancuran ummat Islam selalu dimulai dari ketidakpedulian terhadap ilmu Agama.

Ketika ummat Islam sudah tidak lagi memahami Agamanya, maka sedikit demi sedikit ajarannya akan hilang. Jika demikian yang terjadi, maka Islam hanyalah tinggal pepesan kosong, tinggal kelontongan, tinggal namanya saja. Inilah yang pernah disabdakan oleh Rasulullah ﷺ:

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يَبْقَى مِنَ الْإِسْلَامِ إِلَّا اسْمُهُ ، وَمِنَ الْقُرْآنِ إِلَّا رَسْمُهُ

Akan datang pada manusia suatu masa dimana tidak tersisa dari Islam kecuali hanya namanya, dan tidak tersisa dari al-Qur’an kecuali hanya tulisannya saja (HR. Al-Hakim dari Ibn Umar dan Ad-Daylami dari Mu’adz)

Kita semua tidak menginginkan itu bukan? Oleh karena itu sahabat tafaqquh! Redaksi mengajak marilah kita menyemangati diri kita untuk bertafaqquh, memperdalam ilmu agama. Bukan untuk berbangga diri, bukan untuk bahan perdebatan atau sekedar untuk membenarkan diri sambil menyalahkan yang lain. Namun, dengan kesungguhan hati berniat untuk menjadikannya sarana mendekatkan diri kepadaNYA.

Kehadiran Tafaqquh.com

Melalui tulisan ini, redaksi ingin sampaikan bahwa Tafaqquh.com hadir bukan untuk menambah riuhnya kegaduhan di dunia maya. Tafaqquh.com tidak ingin terjebak dalam perdebatan kosong tiada ujung, saling hujat, saling tuding saling berebut benar. Tafaqquh.com hanya menyampaikan apa yang kami yakini sebagai kebenaran sesuai dengan pemahaman dan manhaj yang kami yakini. Dan Kami tidak menampik adanya kebenaran dari siapapun. Akhirnya, semoga kita semua digolongkan Allah kedalam hamba-hambaNya yang Dia kehendaki kebaikan.

Semoga.

Wassalam

Salam hangat dari kami

Redaksi tafaqquh.id

[1] Abu Bakar Ahmad bin Ali bin Tsabit al-Baghdady lahir 392 H. salah satu huffadhul hadits (penghafal ribuan hadits) yang terpercaya. Beliau adalah penulis produktif terutama dalam bidang hadits dan tarikh, diantaranya adalah Tarikh Baghdad yang terkenal. Tulisan-tulisannya menjadi rujukan penting para ahli hadits dan sejarah. Imam As-Syarozi, guru besar madzhab Syaffii, bahkan mensejajarkannya dengan Imam Addaroqothni. Lebih lengkapnya silahkan lihat; Az-Zarkasyi, Al-A’alam, Ibnu Qodli Syahbah, Thabaqotus Syafiiyah. dll

Ust. Nidhom Subkhi
Latest posts by Ust. Nidhom Subkhi (see all)

Khodim Ma'had Salafiyyah AsSyafi'iyyah Pulungdowo Malang. CEO & Founder Tafaqquh Media Center Malang. Editor in Chief Tafaqquh.com

3 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.