Tafaqquh.com – Thoharoh dalam perspektif Al-GhozaliBersuci dalam pandangan al-Imam Al-Ghozali terbagi kedalam empat tingkatan
Pertama, bersuci lahiriyah dari hadats dan najis
Kedua, mensucikan anggota tubuh dari dosa
Ketiga, mensucikan hati dari akhlak yang tercela dan prilaku rendah yang dibenci Allah.
Keempat, mensucikan jiwa dari selain Allah
Seorang hamba tidak bisa mencapai tingkatan tertinggi sebelum ia menyempurnakan tingkat yang rendah.
Seseorang tidak akan bisa mensucikan jiwanya dari selain Allah sebelum ia membersihkan hati dari akhlak tercela dan menghiasinya dengan akhlak terpuji. Ia juga tidak dapat membersihkan hatinya dari akhlak yang tercela sebelum ia membersihkan dirinya dari dosa yang melekat pada dirinya dengan bertaubat yang sesungguh-sungguhnya kepada Allah dan menjaga diri dari perbuatan dosa yang dibenci Allah.
Barang siapa yang buta mata hatinya tidak akan memahami thoharah kecuali aktifitas membersihkan tubuh, menghabiskan sebagian besar waktunya untuk istinjak, membersihkan pakaian, dan tubuhnya dari najis bahkan kadang-kadang ia lakukan berulang-ulang hanya karena was-was.
Sementara ….. ia lupa bagaimana salafunas sholihun mengerahkan segala jerih payahnya untuk berusaha mensucikan hati mereka yang menjadi tempat penilaian Robb.
Diceritakan bahwa sayyidina Umar yang terkenal kezuhudan dan ketakwaannya merasa cukup dengan berwudlu dari bejana seorang perempuan nasrani.
Abu Huroiroh juga meriwayatkan, “Kami pernah makan daging bakar lalu didirikanlah sholat. Maka kami memasukkan jari-jari kami kedalam kerikil dan kami menggosoknya dengan debu lalu kami bertakbir untum sholat.”
Teramat naif jika yang thoharah diinginkan oleh syariat hanyalah kebersihan lahiriyah. Sedangkan batin dipenuhi dengan kotoran kesombongan, ujub, riya’, hasut dan kemunafikan. Hayhaata tsumma hayhaata !
Ya Allah sucikan kami dari debu-debu yang mengotori hati dan jiwa kami. Penuhilah jiwa kami dengan cahaya-cahaya. Lindungilah raga kami dari dosa hingga kami dapat menemui para pendahulu kami, salaf kami yang mulia.
Wallahu a’lam bis Showab
Dinukil dari kitab Asrorit Thoharah dari bagian kitab Ihya’ Ulumuddin
By: Nafis
Santri Titian 1000 Bait Andalus
Pesantren Salafiyah As-Syafi’iyah
- RAGAM DEFINISI PUASA - April 20, 2020
- RAHASIA-RAHASIA PUASA I - Mei 8, 2019
- MENGGUNAKAN INVENTARIS MASJID - April 29, 2019