Dimulai dari ayat
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا
Dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya)
Ayat ini jelas menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia, jiwa dan raganya dengan sempurna. Termasuk kesempurnaan itu adalah “fithrah” keinginan dasar manusia untuk baik. Ini dimiliki oleh setiap manusia. Seperti hadits Rasululloh
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?” (HR. Bukhori)
Artinya apa? … Artinya setiap manusia itu lahir dengan bekal “watak dasar” baik. Tapi lingkungan yang membuat seseorang menjadi jauh dari kebaikan. Sehingga kadang seseorang memilih untuk berbuat buruk. maka,
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya
Ibnu Abbas menjelaskan bahwa maksud memberi ilham adalah Allah telah menjelaskan pada manusia mana yang buruk dan mana yang baik.
Mengapa yg disebut fujur dulu? … wallahu a’lam. “Mungkin” karena fujur atau kejahatan itu adalah sesuatu yang sebenarnya “asing” bagi jiwa manusia. Yang tidak asing adalah fithrah itu tadi. Disebut dulu agar manusia lebih waspada dan segera mengenali keburukan itu dan segera menjauhinya.
Maka …..
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
sungguh beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu
Ibarat sebuah benda, pada dasarnya adalah suci. Demikian pula manusia, semua berawal dari kesucian. namun dalam perjalanannya terkadang -atau bisa jadi sering- terkontaminasi najis. Karena itulah jiwa harus dibersihkan agar kembali suci atau kembali fithrah.
Orang yang jauh diperantauan akan merasa sangat bahagia ketika dia bisa pulang kampung.
Demikian pula jiwa kita …. kita akan bisa merasa damai, tentram, bahagia manakala kita bisa membawa jiwa kita “pulang kampung” atau kembali fithrah.
Dan yang paling membahagiakan serta menjadi dambaan setiap orang yang beriman adalah ketika kelak terdengar seruan Tuhan
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُHai jiwa yang tenang!
ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,
وَادْخُلِي جَنَّتِي
Dan …. masuklah ke dalam surga-Ku.
Semoga ….. Amiin
Wallahu a’lam
- RAGAM DEFINISI PUASA - April 20, 2020
- RAHASIA-RAHASIA PUASA I - Mei 8, 2019
- MENGGUNAKAN INVENTARIS MASJID - April 29, 2019